Drop Down MenusCSS Drop Down MenuPure CSS Dropdown Menu

Saturday 14 September 2019

PENGOBATAN ALTERNATIF, KACAMATA 'SUPER' DAN KEBISUAN PROFESI

Oleh dr. Riki Tsan,SpM

 

Dalam sebuah acara talkshow di Radio Dakta Bekasi dalam rangka memperingati World Sight Day (Hari Penglihatan Sedunia) pada tahun 2017, seorang pendengar bertanya, 'Bagaimana pendapat dokter tentang pengobatan alternatif (non-medis) untuk mengobati penyakit mata ?'

Saya menjawab singkat, 'Lebih banyak keburukannya. Nyaris tidak ada kebaikannya sama sekali.....!'.

Lalu, saya menceritakan pengalaman pribadi  dalam menangani pasien pasien di rumah sakit.

'Saya pernah menemukan pasien yang matanya buta total setelah obat obat glaukoma yang diberikan dokter matanya dilarang oleh 'orang pintar' untuk dikonsumsi'.

'Beberapa pasien mengalami robekan di syaraf matanya karena selama berbulan bulan kedua bola matanya dipijat oleh orang yang mengaku bisa mengobati semua penyakit mata '.


'Sebagian penderita pergi ke tabib tabib India yang berpraktek bebas di berbagai kota dan menghabiskan uang belasan juta rupiah untuk mengobati penyakit katarak yang dideritanya , namun pernyakit katarak itu tak pernah sembuh'.

Saya ingat enam tahun yang lalu, masih di stasiun radio yang sama, disiarkan sebuah acara yang mengupas manfaat air dari tanaman tertentu. Si pemilik air -yang bergelar sarjana agama- memaparkan kehebatan air tersebut yang katanya mampu mengatasi banyak penyakit medis. 

Mulai dari penyakit gagal ginjal, serangan jantung, vertigo, reumatoid arthritis sampai diabetes mellitus. Bahkan, kerusakan syaraf mata yang sudah kronis dan menyebabkan kebutaanpun dapat diatasi. 
Cukup dengan meminum cairan tanaman tersebut.......!.

Lalu, ada testimoni 2 orang 'pasien' yang disebut sebut telah merasakan manfaat air ini.

Sesekali, sipemilik air mengecam obat obat kimia yang diberikan oleh para dokter yang dianggapnya sebagai 'biang keladi' penyebab penyakit manusia masa kini. 

Di akhir acara, ia tak lupa menawarkan 'air ajaib' tersebut dengan bayaran sekian puluh ribu rupiah.

Dari pengalaman dan pengamatan saya selama ini terhadap pasien pasien yang telah menjalankan modus pengobatan semacam ini, kenyataannya tidak seorangpun diantara pasien pasien tersebut yang menunjukkan perbaikan atau kesembuhan secara medis. 

Alih alih menyembuhkan, penyakit yang mereka derita malah semakin lama semakin parah.

KACAMATA K-ION NANO

Akhir akhir ini, muncul pula modus terapi lain yang dipromosikan secara khusus untuk mengatasi penyakit penyakit mata.

https://mata-sehat.com/ionnano10
Terapi super ini -demikian saya menyebutnya- berbentuk kacamata, dinamakan dengan Kacamata K-ION Nano.

Dikatakan super karena kacamata ini diklaim mampu mengobati banyak penyakit mata yang umumnya sulit atau tidak dapat diatasi oleh dokter spesialis mata sekalipun. 

Bayangkanlah, hanya dengan mengeluarkan uang 600 sampai 800 ribu rupiah saja, anda sudah dapat memiliki kacamata super ini untuk mengatasi semua penyakit mata yang anda derita tanpa perlu pemeriksaan dokter terlebih dahulu.

Kacamata ini memang hebat, karena diklaim dapat mengatasi banyak penyakit mata seperti rabun jauh (miopi), rabun dekat (hipermetropia), rabun senja dan mata bantal, mata lelah, mata kering, peradangan mata, mata bengkak dan kantung mata.

Juga disebutkan ia dapat mengatasi penyakit penyakit mata yang 'relatif berat' semisal glaukoma, katarak dan retinopati diabetika. 

Padahal, di dalam khasanah ilmu penyakit mata (oftalmologi), penyakit penyakit mata yang disebut sebut tersebut hanya dapat diatasi dengan menggunakan obat tetes mata,  mengkonsumsi obat obat tablet, tindakan operasi dan laser  serta  injeksi obat obat tertentu ke dalam bola mata. 

Yang lebih spektakuler lagi ialah ,katanya, ia dapat mengatasi penyakit buta warna yang sampai hari ini belum dapat diatasi oleh para pakar medis. 

Tentu saja, hal ini memberikan harapan besar buat para pasien yang sudah 'bosan' datang  ke dokter untuk mengobati penyakitnya entah karena  terbebani dengan biaya pengobatan yang cukup besar, waktu pengobatan yang cukup lama ataupun penyakitnya yang tak kunjung sembuh.

https://mata-sehat.com/ionnano10
Iklan kacamata ini dipromosikan dan dipublikasikan secara massif serta diperjualbelikan lewat media massa dan media sosial serta berbagai online store seperti tokopedia, bukalapak, shopee dll.

Para pembeli, pemakainya, promotornya juga bukan orang orang sembarangan, sebutlah para pejabat negara, aparat TNI/Polri, para tokoh masyarakat dan artis artis terkenal.

Namun, akhir akhir ini, para dokter spesialis mata dari berbagai daerah melaporkan banyaknya pasien pasien mereka yang 'sangat kecewa dan merasa tertipu' karena setelah membeli dan menggunakan kacamata ini, mereka sama sekali tidak merasakan perbaikan/kesembuhan seperti yang diiklankan secara massif dan agressif itu.

Uang sudah melayang, tetapi penyakit tak kunjung sembuh.....!!


Perlu diketahui bahwa sampai saat ini, tidak pernah ada kajian ataupun penelitian klinis/medis yang dapat  membuktikan dengan signifikan bahwa kacamata K-ION Nano ini dapat mengatasi berbagai penyakit mata seperti yang dipromosikan dan dipublikasikan tersebut.
Namun, sayangnya masyarakat sudah terlanjur percaya.

KEBISUAN PROFESI

Kenapa modus modus pengobatan seperti diuraikan di atas masih kerap terjadi di zaman now, era digital dan millenial sekarang ini, dan bahkan dilakukan pula oleh orang orang yang berpendidikan tinggi dan kaum intelektual ?.

Diantara tipikal pasien pasien di Indonesia ialah keinginan untuk sembuh secara instan, enggan menggali informasi sedalam dalamnya tentang penyakit yang dideritanya, kurang bersikap kritis terhadap berbagai modus pengobatan yang ditawarkan serta mudah sekali terpengaruh oleh orang orang tertentu ataupun iklan, promosi dan publikasi yang 'menjanjikan angin surga' mampu mengobati aneka ragam penyakit.


Ironisnya, sampai hari ini kita belum mendengar sikap dan 'suara' dari para profesi terkait  dengan hal tersebut.

Para dokter dan tenaga kesehatan lainnya yang tergabung di dalam organisasi profesi tampaknya hanya diam membisu menyaksikan  masyarakat yang dirugikan dan 'dikorbankan' akibat informasi dan modus modus terapi yang tidak sesuai dengan kaedah kaedah ilmu kedokteran atau belum terbukti secara ilmiah.

Pemerintah juga seakan akan tutup mata.


Publik akan bertanya tanya kemanakah hilangnya kepedulian dan tanggung jawab profesi untuk memberikan pencerahan, informasi dan edukasi yang benar kepada masyarakat ?.

Salam.