Dua ratus orang pasien katarak dari keluarga miskin dan tidak mampu mengikuti operasi gratis pada sebuah kegiatan bakti sosial (baksos) operasi katarak di sebuah desa terpencil. Ada 5 orang dokter mata yang ikut di dalam kegiatan ini.
Sehari kemudian, perban mata pasien dibuka oleh perawat.
"Alhamdulillah, Gusti Allah, saya sudah bisa melihat lagi !", ucap seorang ibu dengan isakan tangis yang tak tertahankan. "Siapa dokter yg sudah berbaik hati mengoperasi mata saya, Pak ?", tanyanya kepada Pak RT yang mendampinginya.
"Alhamdulillah, Gusti Allah, saya sudah bisa melihat lagi !", ucap seorang ibu dengan isakan tangis yang tak tertahankan. "Siapa dokter yg sudah berbaik hati mengoperasi mata saya, Pak ?", tanyanya kepada Pak RT yang mendampinginya.
"Saya ingin mengucapkan terima kasih dan mencium kedua telapak
tangannya, Pak".
"Ibu...", kata Pak RT, "Dokter itu tinggal di kota yang sangat jauh dari desa kita ini, dia sangat sibuk. Dia minta ma'af tidak bisa datang hari ini. Ibu do'akan sajalah dia agar hatinya selalu tergerak untuk membantu orang miskin seperti kita kita ini serta mohonlah kepada Gusti Allah semoga Ibu dapat bertemu dengannya kelak di surga nanti"
(RT)
"Ibu...", kata Pak RT, "Dokter itu tinggal di kota yang sangat jauh dari desa kita ini, dia sangat sibuk. Dia minta ma'af tidak bisa datang hari ini. Ibu do'akan sajalah dia agar hatinya selalu tergerak untuk membantu orang miskin seperti kita kita ini serta mohonlah kepada Gusti Allah semoga Ibu dapat bertemu dengannya kelak di surga nanti"
(RT)
